Menaklukkan Hati :')

Baru aja siang ini aku melintas di salah satu kompleks perumahan dekat kostku. Dan diiringi angin kencang karena angkot yang melaju kencang, aku berbisik 'aku bersyukur, Tuhan!'. Bukan karena aku salah satu pemilik rumah besar. Tapi karena aku sadar, aku punya banyak penjaga hati yang patut disyukuri semua orang yang memilikinya. Aku  punya sahabat-sahabat yang saling memiliki, yang gak perlu takut kalau mereka bakal pergi. Aku punya temen cowok yang baik, Punya orang tua, yang walaupun ga sempurna, tapi aku tau seberapa besar effort mereka untuk jadi good parent buat aku dan adek aku. Aku punya keluarga tambahan, yaitu keluarga merah kesumba yang isinya bukan cuma sekedar sahabat, tapi mereka kakak, saudara seperjuangan, teman berbagi ide dan yang terpenting, mereka teman untuk saling mengasah.
Masih sambil mobil melaju kencang, aku berpikir. Apalagi yang harus aku minta? Bagaimanapun aku mendengar, walaupun suara itu halus dan tidak mengancam, ia hanya memperingatkan 'roda yang sedang diatas, akan segera dibawah'. Seketika aku menunduk menatap aspal. Seandainya...seandainya motor kehidupan ini dapat berhenti di tempat. Di tempat ini sekarang....


***



CELOTEH ini hanya untuk konsumsi pribadi. Tolong kalau anda mau baca, jangan dipikir, jangan dianalisa. Cukup baca dan lewatkan. Karena tulisan ini adalah bagian dari proses yang harus saya lalui.



"Aku pernah punya 'teman cowok' sebelum ini, dan aku punya standar sekian ketika dekat sama yang sebelum dia, dan aku sama dia ini masalahnya lebih complicated daripada masalah aku dengan 'teman cowokku' yang kemarin-kemarin.

sakit....


sakit....


sakit....

Satu hal, aku orang paling munafik sedunia, paling naif sedunia. Tapi naif dan baik hati bedanya setipis selembar tissue. Aku gak tau apa yang sesungguhnya aku mau. Aku emang gak berteman sama mantannya. Tapi , celakanya nih , aku rela kalo emang dia gak pernah bisa sayang sama aku sesayang dia sama mantannya, rela kalo aku emang bukan cintanya, bahkan gilanya kalo dia minta , aku mengijinkan, kalau dia masih mesra banget sama mantannya, telponan, smsan, berhubungan baik deh pokoknya sama mantannya itu. Sampai aku ga tau kapan, semua kenaifan aku itu menusuk aku sendiri, perlahan. Sampai aku gak tau dimana rasa sakitnya.

Cewek mana sih yang gak sakit, ngeliat 'temen cowoknya', yang officialy akan jadi miliknya, masih deket sama cewe yang kamu tau, itu cintanya. Siapa yang gak sakit... Tapi bukankah itu usaha, ketika aku mau belajar memberikan toleransi-toleransi dan aku belajar mengerti, belajar menerima kalo emang perasaan ga bisa dibunuh. Apa itu bukan artinya aku belajar sesungguhnya arti cinta, karena cinta itu memampukan kita belajar.

Aku pengen banget bisa dengan mudah, bilang : yaudaaa lah ya.. cowo masih sejuta di luar sana, lepasin aja.. ribet banget. Toh kamu gak bakalan kawin sama dia kan?

BUKAN itu! bukan karena dia laki-laki tercakep sedunia, atau dia laki-laki paling kaya sedunia sehingga aku gak mau ngelepasin dia. Tapi aku pernah berkomitmen, bahwa aku mau belajar untuk menjalani ini semua dengan tujuan aku mau jadi orang yang lebih baik. Dan itu didalamnya, termasuk komitmen bahwa aku harus belajar sakit hati, dan belajar mengatasi sakit hati. Yap.. itu pilihan.

Di satu sisi, ini tantangan. Dan aku selalu suka tertantang. Tertantang untuk bisa mengatasi segala rasa sakit. Dan ini salah satunya, kenapa aku tulis di blog, biar aku baca terus-terusan sakit sih.. setiap kali baca dan setiap kali itu juga berdarah. Tapi justru karena itu aku belajar mengatasi rasa sakit hati.

Tapi terus ??? Mungkin juga dengan ini, perasaan aku bisa mati dan padam. Lalu dengan mudahnya aku bisa melepaskan dia. Atau mungkin dengan ini aku berhasil menaklukan hati aku sendiri.

Tuhan, tolong ajar aku taat ! ajar aku untuk mau belajar !. Pecut aku agar aku tekun !. Tuhan, aku merasa sakit. Bertanya-tanya kenapa aku gak pernah bisa dicintai seperti orang lain. Tapi lalu aku menampar diriku sendiri dan berpikir, betapa aku gak tau diri! Engkau telah memberikan aku banyak hal yang bodoh bila aku tak syukuri. Maaf kan aku... kalau aku masih merasa sakit dan belum juga puas disayang. Maafkan aku… kalau aku gak sempurna dalam hal mengasihi seperti yang Kau ajarkan. Maafkan aku... karena aku ga bisa jadi sebaik  orang lain. Dan aku munafik. tapi Tuhan... percayalah… aku mau belajar. Dan kuatkan aku untuk dapat belajar dan mengatasi segalanya ini. Kalau memang dia bukan yang terbaik untukku, biarkan aku lalui sakit hati ini dengan cepat, dan ajar aku untuk dapat mengambil segalanya yang baik untuk diriku dan melepas segala yang buruk, tanpa dendam. Amin.




ulya's room .
23 June 2011 , at 14.23 PM

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar