HARI JADI AYAH DENGAN 46 LILIN WARNA WARNI




dear, ayah ...
Kelihatannya Ayah sehat ..
tapi aku tau betul, banyak hal yang ayah lewati setiap hari yang nyaris membuat ayah lelah.
tapi senyum motivasi tak pernah lupa ayah tampilkan setiap pagi sampai aku hendak tidur, walau sesekali ada teguran manis yang senantiasa mendewasakan aku.

ayaah , cowok terhebat sedunia. entahlah, sulit sekali aku mengartikan air mata ini,
di meja ini, dengan di kelilingi segala fasilitas dari ayah, hasil banting tulang dan doa ayah.
aku bangga, aku bahagia dan tidak pernah berhenti bersyukur untuk sosok sehebat ayah.
mungkin inilah arti air mata, tapi yang aku rasa tetap lebih dari ini dan masih sulit mendefinisi.


ayah , pangerannya mama ...
jangan pernah berhenti menegur aku yang khilaf...
dan jangan terlalu sering membanggakan aku yang masih terus harus belajar.


ayah ..
inikah hidup ?
aku yang baru meniup lilin berbentuk angka 18 di 8 bulan yang lalu merasa bahwa hidup ini terasa penuh kejam dan banyak sekali orang bersandiwara menutup kesalahan, kadang aku terpengaruh bahkan nyaris mengikuti prinsip salah.
Ayah, apa ayah juga demikian ?
Ah... tapi kenapa ayah tegar?
air mataku jatuh lagi, Ayah TT.TT


Ayah ,
di hari yang ke-46 tahun ini , Ayah terlihat tetap tampan.
Ayah terlihat masih muda dan yah... enegik.
aku bahagia... bukankah itu karena Allah sayang Ayahkan? 
amin Yaa Rabb .


Ayah...
jangan pernah takut mengeluh pada anakmu ini, karena sudah tugasku lah merawat ayah yang sakit, karena sudah menjadi kewajibankulah menjaga ayah, aku sudah terlihat cukup dewasa untuk itu kan?
jangan pernah bohong dan berpura-pura 'baik-baik saja'
ayah harus tau, akulah si sulung yang jeli dan peka sekali pada keadaan ayah, yang selalu menangis melihat ayah sakit.  yang selalu mencari tau suasana hati ayah.


Ayah...
bahagiakah ayah hari ini??
melihat aku dan adik-adik yang mengelilingimu dengan bermacam tuntutan ini itu?
bukankah itu semua bikin pusing?
tapi aku melihat ayah menikmati hari-hari ayah sebagai ayah yang dituntut ini itu.
Ah... air mata ini, air mata doa...
peluk aku ayah... 
rasakan doaku...
doa anakmu...
yang ku lantunkan setiap setelah lima waktu,
yang aku lantunkan ketika ayah pamit bekerja...
yang aku lantunkan setiap hembusan nafasku ayah.


Insya Allah berkat doa ayah dan mama, kami akan berhasil kelak, dan membahagiakan ayah dan mama...
selamat ulang tahun ayah...
kami semua mencintai ayah, lebih dari yang ayah rasakan.




salam rindu, kecup, cinta, peluk tak terbatas 

si sulung _

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

TAK SEMPURNA


Dan semalam lagi duduk bersama bintang yang pudar
Memandangi layar putih kosong
Memandangi tombol-tombol yang gatal
Semalam lagi terperangkap di pelu lidah

Bertumpuk buku ini-itu di kanan-kiri
Memenuhi ranjang yang istirahat dengan tenang
Hanya aku yang kelimpungan
Membalik badan kanan dan kiri... Depan dan Belakang

Liat berbentuk hati yang kuremas tak menentu
Kemanakah hati yang hancur itu bersembunyi
Dan beribu tanya dan harap
Yang mengalir dalam peluh malam ini
Kemanakah dia, si hati ?

Dan alunan nada membelai telinga
Melantunkan lirik-lirik lagu yang mengelus hati
'Maafkan bilaku tak sempurna... cinta ini tak mungkin kucegah...'

Dan bintang kembali ikut bersenandung
Menemaniku sampai pudar tertutup mendungnya malam
Aku? Bagaimana denganku??

Mengabiskan malam yang gelap ini sendiri
Sambil mencari si hati yang hilang
Sambil mengerti air mata yang membasuh luka
Aku memang tak sempurna

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

AKU MASIH PUNYA MIMPI (!)

By Ulya Safrina on Thursday, November 17, 2011 at 7:21pm

          Kalau kamu pernah membaca tulisan-tulisan saya sebelumnya, pasti kamu tahu siapa itu yang saya sebut warriors. Warriors adalah mereka tempat berbagi ilmu, mimpi dan kepercayaan. Kepercayaan? Memang kepercayaan bisa dibagi? Tentu saja bisa, karena dengan warriors, saya dan mereka terus saling menguatkan kepercayaan untuk tetap punya mimpi. Tulisan ini, saya dedikasi secara khusus kepada para warriors, untuk saya sendiri, dan untuk sejumlah teman-teman saya yang telah mangkat dari medan perang.
          Pasti kamu sudah bosan mendengar kata mimpi keluar dari mulutku. Maka dari itu aku akan memulai cuap-cuap ini dengan sesuatu yang berbeda, yaitu sebuah rahasia. Ya! Pada halaman ini kamu akan menemukan rahasiaku.
          Seseorang pernah menitipkan padaku, ‘Jaga mimpimu baik-baik, Dik. Jadikan mimpi makanan bagi jiwamu, dan mimpikan mimpi-mimpi itu dengan seluruh hatimu. Supaya mereka saling menghidupi’. Sebaris kata itu kupegang erat-erat agar tetap melekat, agar tetap setia.
          Suatu hari di bulan penghujan lebih dari empat tahun yang lalu, seorang sahabat seperjuanganku memilih untuk mangkat dari medan perang. Itu kali pertama aku ditinggalkan, apa rasanya? Rasanya seperti dihianati pacar. Baru sebulan sebelumnya, aku dan sahabatku itu mengangkat tangan di ruangan konferensi yang megah, dengan balutan kain merah di pergelangan tangan, kami berdua ikut berteriak bersama puluhan pemuda lainnya. Kami berjanji akan membuat perubahan, akan membuat bumi yang lebih baik, dunia yang lebih baik untuk generasi kami dan generasi selanjutnya. Lalu hari itu, dengan setengah takut ia bilang, ada mimpi lain yang harus dikejar, dan mimpi itu tidak bisa berjalan bersama dengan mimpi-mimpi kita dulu. Aku sedih, marah, kecewa, mempertanyakan ulang jalan yang kupilih, menemukan diriku berjalan seorang diri.
          Tapi kau tau, kawan? Aku tidak memilih untuk berhenti. Aku tidak menyerah. Aku memegang semakin erat mimpi-mimpiku, menyuapi diri dengan idealisme supaya ia semakin besar semakin hari, semakin kuat dan tak ingin dirobohkan. Setelah beberapa saat berjalan seorang diri, kutemukan di sudut-sudut kota pasukan-pasukan yang lain. Orang-orang yang datang menyerahkan diri untuk bersumpah menjadikan mimpi-mimpi itu jadi nyata. Dan kurasa kau tau cerita selanjutnya tentang perjalananku ini.
          Tiga tahun lebih aku berada di garis depan, percaya bahwa masalah dunia akan bisa diselesaikan dengan diskusi-diskusi serius yang mengubah dunia. Percaya bahwa semua orang akan mendengar ketika aku dan teman-temanku turun ke jalan, membawa seru-seruan untuk bumi yang lebih baik. Setia pada idealisme yang mengantarkanku tidur setiap malam dan meyakinkanku bahwa bumi akan lebih baik esok hari, Indonesia akan sembuh ketika aku bangun di pagi hari. Walaupun kadang realita tidak selalu seperti yang kumimpikan.
          Dan bukan sekali dua kali aku benturkan lagi dengan para pasukan yang memilih mundur, entah karena keadaan, entah karena jalan yang memecah dua. Entah mungkin benar juga kata mereka ‘life goes on, we have to move on’. Mereka bilang, ‘Dunia ini sudah sekarat, Jingga. Buka matamu, kita tidak bisa terus bermimpi.’. Tapi dengan mata terbuka lebar aku menjawab, kadang tidak pada mereka, tapi pada diriku sendiri, ‘Aku akan terus bermimpi, dimulai dengan mimpi, perubahan akan menjadi nyata. Kalau semua orang berhenti bermimpi, di mana lagi perubahan akan dimulai? Siapa lagi yang akan punya idealisme untuk menjadikan perubahan itu bukan sekedar mimpi?’
          Aku ingin berpesan, Kawan-kawanku yang pemberani, di jalan ini, orang datang dan pergi, idealisme-idealisme tumbuh dan mati, tapi kau janganlah kecewa. Jangan sampai kekecewaanmu merusak mimpi-mimpimu. Mungkin satu dua kali rumah tempatmu bernaung mengecewakanmu, mengecilkanmu, tidak menghargaimu, tapi jangan biarkan kemarahanmu merusak idealismemu. Bukan panji-panji berapi yang kau gantung di dinding yang harus kau pegang teguh, tapi panji-panji yang kau ukir di hatimu, janjimu untuk berani merubah dan janjimu untuk tetap bermimpi.
          Ketika kamu ragu, ketika pertanyaan-pertanyaan rasional mulai memenuhi kepalamu, apakah kita bisa? Apakah ini hanya membuang-buang waktu? Apakah orang-orang masih punya hati dan telinga untuk disadarkan? Apakah dengan berpanas-panasan seharian menyerukan perubahan, Indonesia akan benar berubah? Mungkin tidak, mungkin tidak sekarang, tapi nanti.
          Kau pikir aku tak pernah ragu? Kau pikir aku tak pernah berpikir untuk berhenti? Kubeberkan sebuah rahasia, bahwa terkadang sebenarnya aku lemah, bahwa sebenarnya aku begitu frustasi dan ingin berhenti mimpi, bahwa sebenarnya terkadang aku hampir-hampir percaya bahwa idealismeku sudah basi. Ditambah lagi dengan jarak yang membentang ribuan kilometer antara aku dan tanah airku, antara aku dan teman-teman sehatiku. Dengan tanggung jawabku untuk menyelsaikan tugas yang sedang kuperjuangkan di sini, dengan setumpuk prioritas yang membunuh idealismeku. Kau pikir seberapa mudahnya jalanku mempertahankan mimpi-mimpi itu dengan kesibukan yang sama sekali lain dan jarak yang begitu jauh?
          Tapi disaat-saat seperti itu, kawan-kawanku yang setia. Aku kembali mencarimu, menengok pada semangatmu yang berapi-api, mencontoh tekadmu yang belum mati, mencari aku yang dulu, menguatkan mimpi-mimpi yang hampir luntur. Ku ingatkan diri akan janjiku untuk tidak berhenti percaya, untuk tidak berhenti bermimpi. Kubuka tumpukan foto-foto yang mengingatkanku pada senyum seorang gadis yang berkeringat di jalan raya, kuingat seruannya untuk bumi Indonesia yang lebih baik, lalu aku sadar bahwa idealismeku belum dan tidak akan pernah mati.
          Sering aku duduk memandangi negri tempatku tinggal kini, kapan setiap anak di Indonesia bisa sekolah tanpa biaya seperti anak-anak di luar sana. Kapan kita bisa menghela napas segar di tengah kota Surabaya tanpa sesak napas seperti yang sering dilakukan orang  pagi hari di luar negeri sana. Kapan kita bisa bebas berpendapat tanpa takut diberangus. Dan setiap lembar buku yang kubaca di sekolah, setiap baris yang kutulis pada kertas ujian, setiap ilmu yang kupelajari susah payah, kuserahkan untuk bumi Indonesia, kupupuk dengan idealismeku menciptakan angan-angan akan Indonesia yang lebih baik.
          Nah, Warriors, kau kini sudah paham jatuh bangun pengalamanku. Kau sudah tahu rahasiaku bahwa aku datang petang lalu, mengidekan sebuah gerakan untuk menjaga idealisme, adalah salah satu pikiran culasku untuk juga menjaga idealisme dan mimpi-mimpiku sendiri. Karena semangat kalian menguatkanku, menjaga mimpiku agar tetap hidup. Mimpi-mimpi kita semua.
          Idealisme bisa mati dimakan waktu, mimpi-mimpi bisa pudar terbentur terus menerus dengan realita. Itu tugas kita, untuk mengajak semua orang mempertahankan idealisme mereka, untuk menghidupi mimpi-mimpi yang hampir luruh. Mari ajak semua orang bermimpi! Beri tahu mereka bahwa semua orang berhak punya mimpi! Dan kabarkan pada Indonesia bahwa kita belum dan tidak akan pernah berhenti untuk bermimpi menjadi perubahan. Kuatkan hatimu, idealismemu, harapanmu, kita harus dan pasti akan menjadi perubahan itu sendiri.
          Kalau kamu pernah melihat salah satu pidato Martin Luther King Jr. lima puluh tahun yang lalu, kamu akan lihat bahwa setengah dari mimpi-mimpinya hari ini telah menjadi nyata. Kita tidak perlu lima puluh tahun, untuk menjadikan harapan yang kita seru-serukan sekarang menjadi nyata. Yang kita perlukan hanya satu, idealisme yang tidak mau mati. Dan perubahan akan ada tepat di depan mata kita.

Siarkan pada Indonesia, kami pemuda-pemudanya masih punya mimpi!

Indonesia for idealism of a better future, for a better living, for a better earth. #INDealism

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments