Sepotong Kata Untuk " 8 "

Untuk " 8 " ku ,

Hai, apa kabar kalian disana? Aku tau kita bicara hampir setiap hari, tapi nggak ada salahnya kan sekali-kali aku menulis surat untuk kalian? Ya, aku sedang rindu. Rindu kalian. Aku harap disana baik-baik saja, aku harap disana semuanya sehat, aku harap disana kalian senang. Disini kabarku baik, disini aku sehat, dan disini aku senang.

Sudah sembilan bulan ya. Rasanya sudah lama sekali kita tidak bertemu. Aku lihat foto-foto kalian dengan teman-teman baru kalian. Aku senang melihatnya, aku senang kehidupan kalian diisi oleh wajah-wajah baru, pasti menyenangkan punya teman-teman baru. Pergi ke tempat-tempat baru. Sama seperti disini, aku juga punya lusinan teman baru yang ingin kukenalkan pada kalian. Kalau aku punya sayap, rasanya aku ingin terbang ke tempat kalian sekarang. Berkenalan dengan teman-teman baru kalian, pergi ke tempat tinggal kalian. Tapi berterima kasihlah pada bumi, kita tak punya sayap, karena kita jadi belajar menerima wajah-wajah baru, belajar berkawan dengan orang lain, belajar mempunyai banyak kehidupan, karena seberapa pun seringnya kita bicara virtual, kita tetap butuh orang lain yang nyata untuk tertawa bersama kita.

Kadang sedikit rasa takut muncul, ketika kulihat foto-foto profil kalian berganti, tanpa aku. Kadang aku takut, kau lupa aku dan aku lupa kau. Tapi lalu kulihat foto-foto kita dulu. Lusinan, puluhan, bahkan ratusan foto yang mengabadikan tawa kalian dan tawaku. Aku rindu tawa kalian, aku rindu canda kalian, aku rindu hari-hari yang kita lewati menggila di sekolah, di rumahku, di asrama, di tempat makan rujak kesukaan kita, di jalan-jalan tempat kita berseru-seru. Aku rindu celoteh kalian, mendengarkan gosip sampai masalah putus cinta, membahas film sampai politik.

Tapi kalau aku tulis semua yang kurindu, kurasa kertas ini tak akan cukup. Tapi surat ini tentang kita, tentang kalian dan aku. Jadi mari kita mengingat-ingat hal yang menyenangkan, daripada terus menambah baris untuk kata-kata rindu.

Nanti kalau aku pulang, aku sudah punya banyak deret antrian hal yang akan kulakukan. Pertama aku ingin ke tempat jualan mie kocok. Ingat kita makan mie kocok setelah pulang belanja bersama, keringetan basah kuyup dan muka lusuh sehabis aksi? Aku akan pesan mie kocok 2 porsi, biar aku puas. Aku juga pengen makan nasi goreng kesukaan kita semua. Kalian pasti mau menemaniku makan yang banyak kan?

Kita juga harus jalan-jalan untuk belanja bersama, mendatangi tempat-tempat yang belum pernah kita datangi. Aku juga kangen makan es krim dengan kalian,  penuh cokelat yang meleleh wew. Ditemani celoteh kalian, duduk di pinggir jendela besar menghadap jalan. Aku mau kalian cerita soal kuliah kalian, soal teman-teman baru kalian, soal lomba terbaru yang kalian ikuti, tentang gosip-gosip hijau damai. Malamnya kita nginap dan makan-makan di rumahku. Kita bisa liat bintang juga kalau cuacanya bagus. Dan sampai subuh kita bicara, digigiti semut dan kedingingan, tapi senang menikmati bulan bintang dan lampu Aceh di malam hari.

Jangan lupa kita ambil lusinan foto, biar nanti ketika aku kembali, aku bisa lihat-lihat lagi foto terbaru kita bersama. Kalian tau? Senyum-senyum kalian dalam foto yang menghibur dan menyemangati hari-hari burukku disini. Kalau aku mulai sedih dan kesepian, aku buka album-album kita, kutonton video-video kita, tiba-tiba aku semangat lagi. Seakan ada baterai cadangan yang baru dicharge dalam diriku. Peluk dan hangat kalian masih sangat terasa di punggungku, setelah jauh aku baru sadar, setengah isi hidupku adalah kalian, separuh hariku adalah kalian, setengah mimpiku adalah kalian, dan setengah hatiku adalah kalian. Dan betapa aku selalu merasa sangat beruntung memiliki orang-orang yang dapat kusebut sahabatku. Dan tiap malam aku berdoa, bukan hanya supaya Tuhan menjaga dan memelukmu erat, tapi supaya Tuhan menjaga tali-tali kehidupan tak kelihatan yang mengikat kita.

Aku harap kita punya waktu lebih banyak untuk bicara di telfon, tapi aku juga tahu kalian pasti sibuk dengan segudang aktivitas disana. Tapi mari berterimakasih pada pencipta situs-situs pertemanan dan para inisiator pesan-pesan instant, kita bisa bicara sering tanpa repot. Sampai jumpa agustus nanti. Aku yakin hari berlalu tak akan terlalu lama. akhir juli akan segera tiba, lalu aku akan pulang ke rumah bertemu kalian semua. Aku tak sabar segera memeluk kalian, tak sabar belanja oleh-oleh buat kalian nanti.

Baik-baik disana, sahabat-sahabatku. Aku tahu sekedar kata ‘aku kangen’ dan ‘aku rindu’ tak bermakna apapun. Terlalu banyak pun, kita jadi kehilangan makna. Aku bukan sedang rindu kalian, tapi aku sedang mengingat kita, menyemangati diri untuk hari-hari yang akan cukup sulit. Aku juga bukan ingin kalian rindu aku, tapi aku ingin kalian mengingat kita. Ingat bahwa kita punya lusinan kenangan yang indah, ingat bahwa kita pernah benar-benar menangis dan tertawa bersama, ingat bahwa kita akan dan selalu ada untuk satu sama lain.

Kau tau kawan? Hidup itu panjang dan persahabatan sama panjangnya dengan hidup. Dua tahun, empat tahun, enam tahun ini hanyalah sepotong bagian kecil dari hidup kita yang panjang, dan kita akan terus bersama sepanjang persahabatan kita, ketika aku dan kalian kembali, kita tetap akan punya banyak waktu untuk bersama-sama lagi. Karena aku yakin, masih akan ada banyak waktu untuk kita tertawa dan menangis berkali-kali lagi.

Karena aku lebih percaya pada bentuk cinta sahabat daripada bentuk cinta merah muda yang selalu berhasil menghancurkanku. Dan seperti kata seorang padaku, cinta adalah hasil dari sebuah perjalanan. Kurasa, kita sudah berjalan cukup jauh untuk aku dapat berkata,

Aku cinta kamu, sahabatku..
Peluk, cium, cinta dan rindu tak ada habis,

Ulya Safrina Maida
=====================================================

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar