Part I : Cinta dan Tulus
Cinta itu seperti bisa ular yang meresap melalui celah-celah hati. Membuat pandangan kabur dan lalu semuanya terasa begitu abstrak. Bahkan aku tidak bisa lagi mendefinisikan kalimat-kalimat itu kedalam kata yang lebih definitif. Semua seperti tertutup kabut. Seperti kabut yang turun dari angkasa, mengambang mengawang-ngawang di atas langit malam kemarin, ingat hari itu? Dingin dan tidak jelas…
Cinta... yang kita perlukan hanya hati untuk merasakan.
Cinta tidak butuh mata, tidak juga butuh telinga...
tapi butuh segenap jiwa untuk mengerti.
Sedangkan aku.. aku bukan pengguna kata cinta. Tidak !!!
Tapi kadang aku tidak dapat berkelit lagi, tidak ada kata lain untuk mengatakannya kan?
cinta.
***
Kadang aku terpaksa harus menjadi mellow-dramatis *sosok yang aku benci* untuk bisa jujur sama yang namanya celoteh. Hahahahah... tapi serius, kemarin aku baru saja merasakan kabut di hubungan aku sama dia (gimana kalau mulai sekarang kita panggil dia Doraemon, karena dia berhubungan banyak dengan Doraemon... sudahlaah.. ikuti saja. Ya?! hahaha).
Berawal dari pikiran-pikiran tentang mantannya. Aku tahu sebenarnya, bahkan awalnya sewaktu aku dan dia dekatpun, aku tau dia masih punya pacar. Jadi hubungan dia dan mantannya ini aku udah tahu. Tapi sesuatu yang baru, yang aku temukan , aku ngerasa jadi 'orang jahat' karena telah menjadi 'katalis' yang mempercepat penghancuran hubungan dia sama mantannya . dan aku paling benci menjadi orang yang menyakiti orang lain .
Mungkin dia masih kontak-kontakan sama mantannya. Dan mungkin aku akan kaget kalo dengar hal seperti itu . Apalagi kalo misalnya mungkin pada kenyataannya dia emang masih sayang sama mantannya ini . Mungkin aku bakal shock dan diem . Kaget sih, tapi gak bete. Itu wajar kan ? Entah kenapa waktu aku tau itu, dan siap ngerasain sakit, bahkan untuk sedetik dua detik, aku sempet berpikir 'ouhh sakit… mana nih sakit? mana nih sakit?'. Eh ternyata rasa sakit itu gak dateng-dateng. Yang tiba-tiba muncul adalah pikiran jernih dan pertanyaan menuding 'emang kenapaaa kalo dia sama mantannya???' . Wow... aku menemukan karakter yang belum pernah aku jumpai sebelumnya dalam diri aku sendiri. RASIONAL !!!
Akhirnya aku memutuskan , yaaa sudahlah... Aku gak akan bisa jadi orang yang ngegantiin 'si dia' di hati pacar aku sendiri. Dan aku juga gak mau... aku memutuskan untuk belajar menjadi seseorang yang bisa mencintai dengan rasional tanpa perasaan posesif yang berlebihan. Salah enggak sih kalau dia sayang orang lain selain aku cewenya ? dan salah gak sih kalau ada orang lain yang sayang sama dia selain aku ? dan keputusannya adalah aku menjawab itu ENGGAK SALAH ! . Aku tau dan gak mau maksain mereka looh, kalau mereka masih saling sayang banget :o
Jadi dengan membesarkan hati, aku ngobrol-ngobrol minta pendapat sama temanku. Awalnya emang agak berat sih, tapi aku benar-benar mencoba untuk tulus dan besar hati. Aku juga gak mau membohongi perasaan aku sendiri... tapi aku mau mendidik perasaan aku untuk gak jadi manusia egois-posesif. Dia itu gak tergantikan, dan aku gak akan maksa masuk buat ngegantiin. Aku pun gak akan berusaha ngegantiin. Pasti mereka berdua sedih kan kehilangan orang yang disayang . Pasti mereka ngerasa kehilangan satu sama lain . Pasti berat looh .
Beberapa teman aku komentar, wiiih yak, kamu sih gila banget.. gak sakit apa??? Aku jawab dalem hati, Sakit looh sebenarnya . sakit banget malaah. tapi kok kayak aku mau-mau ajaa yaah . abis kalo liaat mereka senang , aku juga pasti senyum kaan. gak kerasa apa-apa looh ! aku cuma mau belajar jadi yang terbaik, mau belajar memahami, mengerti, peduli sama perasaan orang lain. Bukannya itu tujuan aku mau punya pacar, untuk belajar banyak hal tentang hubungan personal dua mahkluk. Dan satu lagi, aku pengen bisa tulus. Bukan hanya sekedar belajar karena aku mau. Tapi benar-benar dari hati. I know it takes a lot to sacrifice thing we love, but believe me its beauty is worth enough to pay the hurts :')
Ternyata pengertian dan ketulusan aku belum cukup. Tapi semua itu emang harus diuji kan? berawal dari bincang-bincang yang aku tahu aku salah memulai perbincangan ini. Entah kenapa, temen aku mulai berspekulasi aneh-aneh , ia mengatakan sesuatu yang intinya memberitahu aku bahwa mungkinaku cuma pelarian saja . Dia sedang jadi 'alone ranger' patah hati ketika aku datang dan membawakan sesuatu yang dia butuhkan . hmm.. serius, kali ini sakit !!! sumpaaah sakit banget . sh*t . aku gak bisa nyangkal looh omongan dia , toh bisa aja itu bener kaan ...
Aku cuma mikir malem itu, mungkin kah aku harus ngelepasin dia (mumpung belom jauh) dan kembali di titik kita jadi sahabat, berhenti jadi 'alone ranger'. nanti kalo udah selesai , aku mungkin bisa dateng lagi tapi bukan jadi pelarian. Karena kalau emang aku hanya pelarian dan basic hubungan ini hanya sekedar pelarian dan kebohongan , buat apa dipertahankan. hanya akan nyakitin nantinya kalau udah jauh dan harus berhenti. Aku gak mau nyakitin orang ! aku gak takut disakitin orang ! tapi aku takut nyakitin orang lain ...
Terus aku digugat oleh diri aku sendiri. Hah?? mana?? katanya mau belajar mengerti, memahami, komitmen? kok berenti sampe sini?? arrrgh... kram otak.
Tapi setelah berbicara dengan beberapa orang, dari sahabat sampai saudara-saudara aku tercinta. Akhirnya aku mendapatkan sedikit pencerahan dan langkah-langkah yang harus dilakukan :
Pertama, tanyain laaaah ke dia langsung. Yaudah.. aku tanyain deh.. tapi seperti yang aku bahas ke sahabat aku.. Apa juga pointnya dari aku menanyakan hal ini? apa jawaban yang aku mau? jawaban yang aku cari? Aku BUKAN pelarian?? Itu gak akan membuat aku puas dan lega kan..Tapi toh aku tanyakan juga dengan basa-basi jungkir balik. Dan aku pun gak bisa mendapatkan jawaban apapun dari dia...
Kedua, aku mencoba untuk berpikir jernih. Andaikan aku pelarian.. dan seperti yang aku bilang di awal, semuanya terlalu berkabut.. gak keliatan.. tapi ada satu hal yang bisa dengan jelas aku rasakan. Aku bisa ngerasain usaha pacar aku untuk sayang sama aku.. dan kerasa kok sayangnya tuh bertambah dari hari ke hari.. Kalaupun detik ini belum seratus persen, aku percaya dan ngerasain kalau tiap detik sayangnya bertambah sepersekian persen misalnya, tapi yang jelas itu tumbuh. Dan aku menghargai sekali usaha dia.. seperti yang aku bilang, aku gak mau membuat dia berhenti sayang dengan siapa pun yang dia sayang sebelumnya.. aku gak mau mengubah apapun dalam hidupnya, aku hanya mau menambah banyak hal dalam hidupnya !
Dan lalu aku ngobrol sama salah seorang sahabat aku.. dia bilang sebuah statement yang agak berbeda dengan pendapat sahabat-sahabat aku yang lain. Kalau yang lain cenderung meyakinkan aku kalau itu gak bener, aku bukan pelarian dan blablabla.. dia bilang begini : " yak, kamu mungkin emang pelariannya dia.. tapi kamu juga tau, dia memang butuh pegangan, kalo emang bener ceritanya pegangannya ilang waktu mantannya pergi. Nah sekarang.. tinggal di kamu.. ikhlas gak jadi pegangan orang yang kamu sayang? Sayang gak sih sama dia?"
Wedew, aku jadi mikir nih.. waaaaah.. ini bicara ketulusan dan keikhlasan hati. Ribet daaah.. ukurannya sesuatu yang tak terukur. Tapi begini, yang mau aku katakan adalah... aku mencoba untuk belajar, dan seperti yang mama bilang, akan banyak hal yang bisa dipelajari disini, dihubungan kakak sama dia.. banyaaaaaak sekali. Disini juga aku bisa membentuk hati dan perasaan.. Mendidik diri aku sendiri untuk tidak menjadi egois.
Dan akhirnya sampailah aku di sebuah kesimpulan. Okei, aku terima konsekuensinya, aku tulus jadi pegangannya dia… whatever aku pelariannya apa bukan, aku mau belajar mencintai dengan dewasa. Dan lagipula, aku selalu menganggap.. Dia itu adalah hadiah dari ALLAH SWT. Dan aku merasa, ALLAH SWT mencintai aku lebih dekat lewat dia.. (yaaa enggak segitu mellownya...). Karena aku percaya cinta itu anugerah, dan dia telah dianugerahkan.
Jadi ya.. aku memutuskan.. di luar konteks aku pelariannya atau siapanya lah. Aku GAK mau peduli lagi, aku mau balas mencintai apa yang ALLAH SWT kasih ke aku looh , dengan belajar mencintai hadiah dari ALLAH SWT dengan adil dan tulus. Fair enough kan?? Jadi sekarang kita bicara tentang mencintai, bukan dicintai. Dan itu pelajaran tersulit, gimana caranya kita tulus mencintai ,tanpa mikirin DIcintai...
cheers,
USM :)








0 komentar:
Posting Komentar