Dibalik simpul jemari cantik yang terbagi 5

hasta ini membilang jarak dalam median yang terkira,
di batas gradien yang menyinggung tepian hati,
mengakari bilangan irrasional yang slalu mendekam di lingkaran nadi,
membentuk sudut elevasi antara hidup dan ketiadaan.

dibalik simpul jemari yang terbagi lima,
dibaginya satu untuk dibagi lagi menjadi tiga kehidupan,
dibaginya lagi satu kali bagai bilangan fibonacci,
hingga ditemukannya satu bagian untuk kehidupan dan keabadian.

lingkaran jerami berdiameter setapak kaki,
ku letakkan bagian ketiga dari lima simpul jemari yang kupunya,
membangunkan Stewart yang selalu mendalilkan asas segitiga,
bukan segitiga cinta yang selalu membubuhkan titik berat disetiap lingkupnya,
namun segitiga kehidupan yang disetiap titik membentuk sudut yang sama,
untuk saling menopang dan meraba perhatian.

dibalik simpul jemari yang terbagi lima,
kusisakan bagian keempat dan kelima,
mamaku berkata,”bisakah bagian ini untuk ibumu nak?”


(hanya dalam lamunanku menangis)

bagian kelima,
simpuhkan dirimu dalam kerucut yang mengisi duapertiga tabung kehidupan,
kepada Zat-Nya yang tak terelakan,
dan kecewalah akan harga diri yang mendekati limit nol saat perhitunganmu melupakan hadirNya ...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar